“Besok makan apa, ya?”
“Duit tinggal segini, bisa nggak ya bertahan sampai akhir bulan?”
“Kerjaan begini-begini aja, sanggup nggak ya nanti ngasih makan istri dan anak-anak?”
Kita, sebagai manusia biasa yang penuh kelemahan, pasti pernah setidaknya satu kali berpikir seperti pertanyaan-pertanyaan di atas.
Khawatir dalam rangka mempersiapkan itu boleh banget, kok. Tetapi jangan sampai terlewat overthinking. Merasa cemas berlebihan terhadap rezeki kita, seolah-olah Allah Ta’ala lupa terhadap hamba-Nya.
Sekarang waktunya stop overthinking terhadap rezekimu!
Doa dan ikhtiar saja sebaik-baiknya, serta nikmati apa yang kita peroleh hingga detik ini.
Rezeki itu bagian dari janji Allah, sebagaimana firman-Nya di dalam Al-Quran dan sabda Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam berikut:
Pertama, semua makhluk, yang berakal maupun tidak berakal, sudah dijamin rezekinya oleh Allah.
Diri, keluarga, dan anak-anak kita sudah ada rezekinya masing-masing. Sesuai janji Allah Ta’ala,
“Tidak ada satu pun yang bergerak di muka bumi ini, kecuali Allah yang menanggung rezekinya.” (Qs. Hud: 6)
Dalam hadis Riwayat Muslim dari Ibnu Mas’ud radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam juga bercerita bahwa ketika ruh manusia ditiupkan, maka jatah rezekinya pun telah ditetapkan.
“…Kemudian diutus malaikat ke janin untuk meniupkan ruh dan diperintahkan untuk mencatat 4 takdir, yaitu rizkinya, ajalnya, amalnya, serta celaka atau bahagianya.”
Kedua, setiap jiwa tidak akan mati sampai dia menghabiskan semua stok rezekinya di dunia.
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
“Wahai sekalian manusia, sesungguhnya kalian tidak akan mati sampai sempurna jatah rezekinya. Karena itu, jangan kalian merasa rezeki kalian terlambat dan bertakwalah kepada Allah, wahai sekalian manusia. Carilah rezeki dengan baik, ambil yang halal dan tinggalkan yang haram.” (Hr. Baihaqi)
Ketiga, bertakwalah, maka rezeki akan Allah datangkan dari arah yang tidak disangka-sangka.
Kita sering banget berhitung matematis antara kebutuhan hidup dan sumber penghasilan. Padahal, konsep rezeki bukanlah demikian. Selama jatahnya belum habis, rezeki pun akan terus Allah turunkan.
Terlebih bagi mereka yang bertakwa. Mungkin terkadang Allah tidak mengaruniakan mereka dengan kelimpahan harta. Namun Allah menurunkan kecukupan, barakah, rasa qana’ah, dan jalan keluar bagi dirinya.
“Siapa yang bertakwa kepada Allah, niscaya Dia akan membukakan jalan keluar baginya, dan Dia memberinya rezeki dari arah yang tidak disangka-sangka.” (Qs. Ath-Thalaq: 2-3)
So, berhenti khawatir berlebihan terhadap apa yang sudah dijanjikan Allah. Selama masih hidup, insya Allah rezeki nggak akan pernah redup.